TUGAS
MATEMATIKA & ILMU ALAMIAH DASAR
Mitos :
Malam 1 Suro dan apa pantangannya?
Source by : CNNINDONESIA.COM
Tahun baru Islam atau biasa disebut 1 Muharam adalah tanggal yang
penting bagi umat muslim untuk memperingati hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari
Mekkah ke Madinah.Pada masyarakat Jawa, awal bulan Muharam disebut juga
sebagai malam 1 Suro Tanggal 1
Suro pada tahun 2019 ini jatuh pada Sabtu(31/8).Mengutip berbagai
sumber, nama Suro diciptakan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma
(1613-1645) sejak kerajaan Mataram Islam. Konon, kalender Saka (kalender Jawa
dan Hindu) ingin diubah oleh Sultan dengan tujuan untuk bisa sepadan dengan
penanggalan Islam.
Kini, malam 1 suro dipercaya
sebagai datangnya Aji Saka ke Pulau Jawa yang dapat membebaskan rakyat dari
genggaman makhluk gaib.Masyarakat Jawa khususnya Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan
Kasepuhan Cirebon tak akan melewatkan ritual rutinnya setiap tahun untuk
memperingati malam yang sakral itu.Mengelilingi benteng keraton,
memandikan benda-benda pusaka, berendam di kali, mandi kembang, dan mengarak
kerbau bule merupakan beberapa ritual yang dilakukan dan dianggap membawa
keberkahan pada malam 1 suro.Bukan hanya dipercaya membawa berkah, malam
1 suro juga dianggap membawa sial bagi mereka yang melanggar pantangan menurut
kepercayaan setempat. Malam ini diyakini sebagai malam yang sangat
sakral dan berkaitan dengan hal-hal mistis dan penuh misteri. Berikut beberapa
hal misteri yang dipercaya pada 1 Suro.
1.Mengadakan pesta pernikahan Budaya Jawa sangat menantang jika orang tua menikahkan anaknya pada bulan Suro. Kepercayaan mereka mengatakan jika tetap dilakukan, keluarga akan mendapat kesialan. Beberapa mengatakan ini hanyalah mitos belaka. Alasanya, jika masyarakat mengadakan pesta pada malam Suro, ini dianggap akan menyaingi ritual keraton yang akan dirasa sepi. Selain pesta pernikahan, pesta-pesta lainnya seperti sunatan dan lainnya juga dilarang. Sampai sekarang, mitos ini masih dipercaya oleh masyarakat Jawa.
2.Tak boleh keluar rumah saat malam 1 suro, masyarakat Jawa percaya lebih baik berdiam diri di rumah. Karena jika pergi keluar, kesialan dan hal buruk bisa saja menimpa.
1.Mengadakan pesta pernikahan Budaya Jawa sangat menantang jika orang tua menikahkan anaknya pada bulan Suro. Kepercayaan mereka mengatakan jika tetap dilakukan, keluarga akan mendapat kesialan. Beberapa mengatakan ini hanyalah mitos belaka. Alasanya, jika masyarakat mengadakan pesta pada malam Suro, ini dianggap akan menyaingi ritual keraton yang akan dirasa sepi. Selain pesta pernikahan, pesta-pesta lainnya seperti sunatan dan lainnya juga dilarang. Sampai sekarang, mitos ini masih dipercaya oleh masyarakat Jawa.
2.Tak boleh keluar rumah saat malam 1 suro, masyarakat Jawa percaya lebih baik berdiam diri di rumah. Karena jika pergi keluar, kesialan dan hal buruk bisa saja menimpa.
3. Melakukan pindah rumah Menurut Primbon orang Jawa, ada yang disebut
hari baik dan ada pula hari buruk. Sebagian orang percaya untuk tidak melakukan
pindahan rumah saat malam satu suro karena dianggap bukan hari baik.Sedangkan
menurut agama Islam, semua hari adalah baik.
4. Tak boleh berbicara Beberapa orang memilih untuk melakukan ritual masing-masing saat 1 Suro. Beberapa orang di antaranya adalah tapa bisu. Saat mengikuti ritual tapa bisu, yakni mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta sangat dipantang untuk berbicara satu kata pun. Makan, minum serta merokok juga sangat dilarang untuk dilakukan saat ritual tersebut.
Di Indonesia, memang ada berbagai banyak cara yang dilakukan untuk memperingati 1 Muharam atau 1 Suro, misalnya seperti berdoa dan menyantuni anak yatim. Ada pula yang melakukan pawai obor di beberapa daerah dan di masyarakat Jawa merayakan ritual malam 1 Suro.
Ini menandakan beragam budaya dan adat tradisi yang dimiliki Indonesia masih digenggam erat oleh masyarakat. Hanya saja, hal yang tak boleh dilewatkan pada Tahun Baru Islam atau 1 Muharram adalah mendekatkan diri kepada Tuhan.
Published by : Risty Fauziah Savira (15519632) 1PA03
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190831133955-284-426361/mitos-mitos-misteri-malam-1-suro
4. Tak boleh berbicara Beberapa orang memilih untuk melakukan ritual masing-masing saat 1 Suro. Beberapa orang di antaranya adalah tapa bisu. Saat mengikuti ritual tapa bisu, yakni mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta sangat dipantang untuk berbicara satu kata pun. Makan, minum serta merokok juga sangat dilarang untuk dilakukan saat ritual tersebut.
Di Indonesia, memang ada berbagai banyak cara yang dilakukan untuk memperingati 1 Muharam atau 1 Suro, misalnya seperti berdoa dan menyantuni anak yatim. Ada pula yang melakukan pawai obor di beberapa daerah dan di masyarakat Jawa merayakan ritual malam 1 Suro.
Ini menandakan beragam budaya dan adat tradisi yang dimiliki Indonesia masih digenggam erat oleh masyarakat. Hanya saja, hal yang tak boleh dilewatkan pada Tahun Baru Islam atau 1 Muharram adalah mendekatkan diri kepada Tuhan.
Published by : Risty Fauziah Savira (15519632) 1PA03
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190831133955-284-426361/mitos-mitos-misteri-malam-1-suro
Komentar
Posting Komentar